Minggu, 30 September 2012

Senin, 05 Maret 2012

“ WARNA DALAM DUNIA REMAJA”

WARNA DUNIA REMAJA saat ini berkembang maju dengan pesatnya dan bebas dari nilai norma-norma yang ada dalam agama. Namun dalam ajaran Islam pengembangan ilmu dan teknologi terbatas dalam ketentuan al-Qur’an, Hadist, dan Ijma’ para ulama. Adanya warna dalam “Dunia Remaja” bertujuan untuk memperkaya dan meningkatkaan wawasan keilmuan, dan untuk menjembatani dan menyatukan dua wilayah keilmuan dan ajaran Islam yang ada dalam jiwa remanaja masa kini.

Dengan adanya warna dalam “Dunia Remaja” diharapkan remaja atau anak usia 14 – 25 tahun (pra nikah) dapat menunjang pembentukan diri dan mampun berkompetisi sehingga remaja dapat membentuk dan menemukan kepribadian serta menerima teknologi dan pengetahuan umum yang terkait dengan ajaran Islam.

Metode dan teknik Islam dalam “Dunia Remaja” merupakan akibat atau konsekuensi dari suatu pendekatan agama sebagai suatu sistem tata nilai dan norma yang membentuk (dalam arti menciptakan atau sekurang-kurangnya mempengaruhi) budaya dan atau peradaban sehingga membawa konsekuensi pengertian ibadah dalam arti luas sebagaimana tercakup dalam do’a “Inna Shalati wa Nusuki Wamahyaya Wa Mamati lillahi Robbi-Alamin” memandang hakekat manusia dalam relasi fungsionalnya sebagai makluh hamba Allah, Individu dan manusia sosial yang mempunyai lingkungan hidup tertentu dalam alam semesta ini.

Dalam “Dunia Remaja” yang ada saat ini, merupakan suatu usaha untuk menyajikan pendidikan agama yang mencoba mengukur kebenaran ilmu dengan alat ukur kaidah agama dan atau pandangan ilmiah yang bertata nilai (Volue Committed Approach).

Untuk mengembangkan dan mewujudkan pribadi Islam dalam dunia remaja, maka setidaknya kita memerlukan dua upaya yakni : pertama; menetapkan wawasan manusia menurut al-Qur’an (dan al-Hadits) sebagai landasan filosofi Prilaku Islam. Dalam hal ini wawasan-wawasan lain mengenai manusia disinkronkan dengan wawasan Islam itu sendiri (yang lebih dikenal dengan Islamisasi Psikologi).

Kedua, meningkatkan komitmen para tokoh muslim terhadap nilai-nilai Islami. Yang dilandasi dengan sikap rendah hati untuk menempatkan petunjuk-petunjuk wahyu di atas akal fikiran mereka, dan kesetujuan untuk menjadikan al-Quran (dan al-Hadits) sebagai rujukan utama dalam warnanya “Dunia Remaja” (yang lebih dikenal dengan Muslimisasi Psikologi).

Corak warna dalam “Dunia Remaja” berlandaskan citra manusia menurut ajaran islam yang mempelajari keunikan dan pola pengalaman manusia berinteraksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar, dan alam kerohanian dengan tujuan menigkatkan kesehatan mental dan kualitas keberagamaan.

Adanya warna dalam “Dunia Remaja” pada awal mulanya sangatlah banyak sekali tantangan yang dilaluinya. Begitu banyaknya tantangan maka munculnya dilema yang dalam dunia psikologi berarti situasi yang sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan. Dari munculnya dilema tersebut mengakibatkan perlunya ada sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Salah satunya adalah melalui pendekatan simpatik guna membuka mata terhadap kebenaran-kebenaran prinsip-prinsip Islam mengenai manusia dan alam semesta.

Dari uraian di atas, bahwa situasi konflik /sengketa/dilema yang ada tidak bisa dihindari dari kehidupan, dan tidak selalu menimbulkan dampak negatif; bahkan sebaliknya dapat lebih memantapkan kedewasaan pribadi selama dapat diatasi secara tepat.

Dalam menghadapi situasi konflik /sengketa/dilema dibutuhkan ada 5 pola sikap yang harus diterapkan pada remaja muslim, yakni : APATIK; yaitu acuh tak acuh dan tidak ada minat membicarakan hubungan antara agama dengan dunia remaja (etika pergaulan), FANATIK; yaitu berpendapat bahwa agaman telah mencukupi segala-galanya dalam kehidupan manusia, ilmu pun sudah tercakup dalam agama, karena ilmu adalah sunatullah, yang menunjukan bahwa akal manusia serba terbatasi. (Integritas Psikologi menuju Psikologi Islami:Hana Djumhana:42:86), SEKULARISTIK; yaitu menganggap tidak ada hubungan asasi antara ilmu dengan agama, sehingga keduanya harus dipisahkan dan dibedakan dengan tegas, ANTAGONIK; yaitu menyakini agama dan sekaligus penganut fanatik aliran psikologi tertentu, IDEALISTIK; yaitu bersikap positif terhadap gagasan dan upaya islamisasi ilmu dan mendambakan terwujudnya kedewasaan muslim (remaja) pada umumnya.

Sejak kebangkitan Islam Abad XV Hijiriyah adalah Islamisasi Ilmu. Terdapat 4 (empat) hal yang melatarbelakanginya yakni : (a) adanya kesenjangan antara ilmu dengan Al-Qur’an dalam menjelaskan gejala-gejala alam dan diri manusia, agama yang menghargai akal budi manusia serta menghargai ilmu pengetahuan, (b) Islam menganggap ilmu disamping iman sebagai salah satu karakteristik manusia, (c) Ilmu mengakui adanya prinsip, unsur dan proses yang teratur didalam ini disebut Hukum Alam. Pada hakekatnya upaya manusia untuk menemukan hukum alam serta atas dasar itu mampu meramalkan apa yang akan terjadi dikemudia hari, (d) Waktu ini makani disadari bahwa adanya berbagai ketimpangan yang merugikan akibat terpisah dan terkotak-kotanya ilmu dan agama.

Gambaran mengenai struktur keilmuan dan psikologi islami dalam “Dunia Remaja” antara lain adalah (1) Dalam Q.S. 41, Fushihat : 53; “kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?..” (Qs.41, Fushlihat ayat 53) (2) Ayat-ayat Qur’ani ; diwahyukan dalam bahasa manusia kepada para rasul (cq. Muhammad Saw,) kemudian dituliskan dan dihimpun berupa kitab suci (Al-Qur’an al Karim). (3) Ayat0ayat Aafaaqi : ketentuan tuhan yang ada dan bekerja pada alam semesta, khususnya alam fisik. (4) Ayat-ayat Nafsani : ketentuan Tuhan yang ada dan bekerja pada diri manusia termasuk kejiwaannya.

Pada dasarnya warna dalam dunia remaja adalah dunia dimana manusia mengalami serangkaian adabtasi pribadi/jiwa yang tak menentu kemudian berkorabolasi dengan beranekaragam citra dunia sehingga menjadi satu pribadi yang utuh dan mandiri yang memeliki ciri khas atau pesona pribadi.

Kepribadian remaja pada dasarnya terdapat 3 hal yakni Id adalah dorongan biologis, Ego adalah kesadaran terhadap realitas kehidupan, dan Super Ego adalah kesadaran normative yang berinteraksi satu sama lain yang masing-masing memiliki ciri khas.

Selain itu remaja memiliki 3 strata kesadaran yakni Alam sadar, Alam Prasadar dan Alam Taksadar. Yang diumpamakan remaja adalah “ gunung es yang terapung disamudra” yang artinya sebagaian kecil tampak dipermukaan (alam sadar) bagian terbesar tidak tampak karena ada didalam samudra (alam tak sadar) dan diantara keduanya ada bagian yang karena gerakan naik-turunya gelombang kadang-kadang hilang terendam dibawah permukaan atau tampak muncul keatas.

Dalam dunia nyata remaja dituntut untuk mampu mempunya kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif yang harus diikuti dengan adanya kecerdasan dalam berfikir, bertindak dan melaksanakan segala kegiatan yang ada. Kecerdasan dalam dunia remaja antara lain : (a) Kecerdasan Intelektual, (b) Kecerdasan Emosional, (c) Kecerdasan Spiritual, (d) Kecerdasan Moral, (e) Kecerdasan Qalbiah (Kalbiah:mengenal kalbu), (f) Kecerdasan Rohaniah (rasa cinta yang mendalam). Demikian sekelumit akan “Warnanya Dunia Remaja” dari latar belakang serta sedikit pengetahuannya semoga berguna untuk bekal beradaptasi dalam dunia nyata yang tidak terimbas dalam dunia gelap dan gila akan kemunafikan dari kenyataan yang ada yang disalah gunakan dan salah artikan. (Nur Dewi Setyowati, S.Sos, M.Si)

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA KERJA

Pendidikan dan Teknologi Informasi (TI)

Sudah kita ketahui bersama bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati peringkat yang sangat rendah di dunia maupun di Asia Tenggara. Hal ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi bangsa Indonesia. Apalagi di era globalisasi sekarang ini di mana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) demikian pesatnya. Para produsen teknologi tidak akan dengan mudah memberikan keahliannya kepada konsumen iptek. Mereka akan berdaya upaya melakukan proteksi untuk melindungi hasil karyanya untuk menutupi kelemahannya. Apabila kita tidak mau dan mampu belajar untuk mengejar ketertinggalan iptek tersebut sudah barang tentu kita akan “dijajah” oleh bangsa asing yang menguasai iptek tersebut. Satu-satunya jalan dibutuhkan akselerasi pembelajaran iptek.

Kita juga harus sadar pengaruh negatif dari teknologi tersebut karena teknologi dan informasi/kejadian tertentu di belahan dunia manapun akan dengan cepat diketahui di belahan dunia yang lain. Oleh karena itu, orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan (baik guru maupun siswa) harus dibekali dengan moral agama yang bagus agar tidak hanya memanfaatkan segi negatif dari teknologi justru sebaliknya mengambil sisi positifnya.

Lapangan Kerja Bidang Teknologi Informasi

Banyak orang Indonesia kesulitan mencari kerja, sementara itu banyak di luar negeri terdapat lowongan kerja yang berhubungan dengan teknologi informasi atau bidang “higt-tech”. Convention Center merupakan salah satu tempat yang ada di kota Silicon Valley yang merupakan salah satu kota di Amerika Serika pada bulan desember 2000 terdapat acara pameran di bidang teknologi informasi. Dimana dalam acara tersebut terdapat salah satu jenisnya adalah dikoordinir secara berkala oleh Brassring dengan akses (situs : http://www.brassig.com), salah satu situs yang mengelola sumber daya manusia. Dimana setiap perusahaan yang mengikutinya menampilkan informasi tentang perusahaan mereka dan daftar lowongan pekerjaan yang tersedia.

Informasi lowongan pekerjaan mengenai teknologi informasi kebanyakan yang ada adalah programmer dan IC (Intrgrated Cicuit) desinger atau bidang-bidang yang berhubungan dengan telekomunikasi dan networking. Lowongan webmaster, UNIX administrator pun banyak ragamnya begitu juga technical writter. Dengan melihat situasi yang seperti ini sangat disayangkan dan mengenaskan jika orang atau remaja Indonesia yang bergerak dibidang Teknologi Informasi tidak bisa menggaet pekerjaan semacam ini atau mengetahui infomasi yang aktual dan terperinci tentang teknologi informasi. Masalahnya memang tidak mudah, karena sebagian kemampuan yang dimiliki perguruan tinggi di Indonesia tidak memadai, berapa banyak sih perguruan tinggi di Indonesia yang mampu menghasilkan “software engineer” yang handal? Mungkin hanya sebagian kecil yang bisa menghasilkan keluaran yang memiliki kualitas skill yang programmer kelah papan bawah.

Selain dapat menangkap peluang dibidang TI, diharapkan orang Indonesia juga mengerti akan kemampuan bahasa, karena syarat utama untuk mengakses informasi secara global yang sebagian besar kita dapatkan melalui internet maka secara otomatis harus dapat menerjemahkan seluruh informasi yang ditampilkan pada informasi di internet. Biasanya banyak memang kita memiliki kemampuan sebagai programmer akan tetapi kemampuan bahasa Inggrisnya sangat jauh dari yang memuaskan. Mau tidak mau bahasa Inggrislah merupakan bahasa yang harus kita kuasai. Asumsinya jika kita memiliki kualitas dunia, tetapi tidak punya akses ke luar negeri. Bagaimana cara kita untuk masuk ke pasar dunia tersebut? Dengan jalan harus mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya serta terperinci melalui browsing internet yang sebagian informasinya dapat diakses melalui situs: http://ww.workitout-online.com, akan mempermudah kualitas SDM ynag bagaimana yang dapat diterima bekerja atau berpeluang ke luar negeri dengan kemampuan dibidang teknologi informasi. Tetapi masalahnya apakan kita memiliki kualitas yang ada dalam permintaan yang ada. Inilah tantangannya agar kita sesegera mungkin mendapatkan informasi yang lebih serta meningkatkan kemampuan dibidang teknologi informasi.

Komunikasi Masa Depan Teknologi Informasi

Komunikasi data tentang teknologi informasi sangat mendominan yang artinya setiap informasi yang disajikan biasanya tentang perkembangan secara global serta bersifat moderen dari hari ke hari selalu mengamali perubahan pada tingkat perkembangan menuju ke kecangihan teknologi informasi, seperti untuk mengakses internet. Internet berawal dari institusi pendidikan dan penelitian di Amerika Serikat. Penggunaan Internet untuk kepentingan bisnis baru dilakukan semenjak tahun 1995, belum genap 10 tahun yang lalu. Di luar negeri, internet ini sering diasosiasikan dengan perguruan tinggi, sementara di Indonesia lebih diasosiasikan dengan bisnis (ISP, e-commerce) dan entertaiment.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan dimana sebenarnya posisi sistem informasi dalam kerangka strategis dalam teknologi informasi. Dalam strategi yang ada harus jelas tentang adanya visi dan misi yang ada pada objektif-objektif yang ingin dicapai sebagai target kinerja. Dalam kerangka kerja yang ada dalam teknologi informasi inilah dapat dinilai dimana sebenarnya sistem informasi dapat berperan scaara signifikan. Banyak sekali yang dapat dipergunakan untuk menentukan posisi dalam sistem teknologi informasi ini, secara prinsip manajemen harus menentukan seberapa besa ketergantungan sebuah komunikasi akan adanya tambahan informasi terhadap sistem sehingga dapat dibayangkan besarnya usaha yang harus dilakukan dalam proses penentuan dan pengembangan infrastuktur teknologi informasi beserta komponen-komponennya yaitu hardware, software, dan brainwarenya. Hubungan yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan informasi mengenai bagaimana sistem informasi, teknologi informasi, dan manajemen informasi yang ada ditempatkan dalam kerangka strategis perkembangan teknologi informasi sehingga memiliki peranan serta tanggung jawab dalam mengembangkan sistem teknologi informasi.

Teknologi Informasi Perguruan Tinggi Indonesia

Perkembangan teknologi informasi, dan internet khususnya telah menciptakan beberapa produk baru. paling tidak banyak sekali istilah baru yang ada seperti electronic commerce, ebook, e-learning selain itu ada lagi yakni cyber, cyberlaw, cyber university.

Cyber atau “pengendalian jarak jauh” digunakan pada universitas-universitas tertentu yaang membuka kelas jarak jauh yang biasanya menggunakan komputer dan jaringan komputer (internet, LAN, WAN) untuk melaksanakan kegiatan dan fungsinya yang terdiri atas koleksi materi dalam format digital (silabus, buku teks, materi kuliah, pekerjaan rumah, latihan, ujian, bacaan referensi lainnyaa, eBooks), bulletin/discussion board untuk diskusi secara a sikron (orang tidak harus ada atau datang pada saat yang sama), chat room melakukan diskusi secara real time (yang hadir yang dapat diskusi), cyber/virtual class.

Untuk mengetahui lebih tentang permasalahn yang akan terjadi dengan cyber university atau pendidikan digital, yang banyak mengalami kemiripan dengan dunia musik, secara umum dunia ini dimulai dengan live teaching dengan proses belajar mengajar yang ada mirip dalam duni musik yakni live show seperti biaya yang mahal, jangkauan pendidikan yang terbatas, terbatasnya jam kuliah, sulit mendapatkan materi, (guru) yang berkualitas, mau tidak mau akan muncul industri rekaman pendidikan, yang lebih banyak yang ada di Indonesia adalah conversation dalam bahan Inggris.

Peran teknologi informasi dalam dunia cyber di universitas dengan teknologi komputer dan telekomunikasi adalah merupakan pendukung terciptaanya cyber university. Sehingga dapat dengan mudah untuk ketersediaan materi pengajaran dalam bahasa Indonesia, kemampuan bahasa Inggris meningkat, akses internet merata serta menyebar dengan harga yang relatif murah, peningkatan skill bagi guru, dosen atau staff pengajar serta adanya penerapan standart untuk menjaga mutu dari lulusan yang menggunakan media cyber university.

Demikian dalam proses telekomunikasi yang maju dengan pesat sehingga adanya jaringan komputer, seperti jaringan internet, mempermudah dalam distribusi informasi juga distribudi melalui internet ini menjadi relatif lebih murah dibandingan dengan alternatif lainnya.

PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI

Sumber daya terpenting suatu organisasi adalah sumber daya manusia – orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada organisasi. Beberapa tugas-tugas kepemimpinan kritis manajer mencakup penarikan, penyelesaian, pengembangan dan penggunaan sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasii Tanpa orang-orang yang cakap, organisasi dan manajemen akan gagall mencapai tujuannya. Bagaimana manajer melaksanakan fungsi penyusunan personalia secara efektif akan menentukan sukses atau kegagalan mereka sebagai manajer.

Penyusunan personalia adalah, fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penetapan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Penyusunan personalia organisasi akan membahas bagaimana organisasi menentukan kebutuhan sumber daya manusia sekarang dan diwaktu yang akan datang, bagaimana manajer menarik dan menyeleksi orang-orang dengan kemampuan potensial paling baik untuk setiap posisi, bagaimana manajer memberikan pelatihan agar mereka melaksanakan pekerjaan dengan efektif; dan akhirnya, macam program pengembangan yang paling baik bagi organisasi.

Kegiatan kegiatan penyusunan personalia, sangat berhubungan erat dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan.

Tetapi fungsi ini berhubungan erat dengan fungsi pengorganisasian dimana pengorganisasian mempersiapkan kendaraannya dan penyusunan personalia mengisi pengemudi yang sesuai dengan posisi kerja yang ada. Hal ini tidak perlu menjadi perdebatan karena semua fungsi saling kait-mengkait dan mempengaruhi satu dengan yang lain. Akhirnya, fungsii penyusunan personalia harus dilaksanakan oleh semua manajer, baik mereka mengelola perusahaan besar ataupun menjadi pemilik perusahan kecil.

Proses penyusunan personalia dapat dipandang, sebagai serangakaian kegiatan yang dilaksanakan terus-menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia, organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat dan pada waktu yang tepat.

Fungsi-fungsi ini dilaksananakan dalam dua lingkungan yang berbeda. Pertama, lingkungan eksternal, yang meliputi seluruh faktor di luar organisasi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhinya. Dan yang kedua lingkungan internal, yang terdiri dari unsur-unsur di dalam organisasi.

Langkah-langkah proses ini mencakup :

1. Perencanaan sumber daya manusia, yang dirancang untuk menjamin keajengan dan pemenuhan kebutuhan organisasi.

2. Penarikan, yang berhubungan dengan pengadaan calon-calon personalia, segaris dengan rencana sumber daya manusia.

3. Seleksi, mencakup penilaian dan pemilihan diantara calon-calon personalia.

4. Pengenalan dan Orientasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu yang terpilih menyesuaikan diri dengan lancar dalam organisasi.

5. Latihan dan Pengembangan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perseorangan dan kelompok untuk mendorong efektifitas dan organisasi.

6. Penilaian pelaksanaan kerja, dilakukan dengan membanding-bandingkan antara pelaksanaan kerja perseorangan dan standar-standar atau tujuan-tujuan yang dikembangkan bagi posisi tersebut.

7. Pemberian balas jasa dan penghargaan, yang disediakan bagi karyawan sebagai konpensasi pelaksanaan kerja dan sebagai motivasi bagii pelaksanaan di waktu yang akan datang.

8. Perencanaan dan pengembangan karier, yang mencakup transfer, penugasan kembali, pemecatan, pemberhentian atau pensiun.

Suatu organisasi tidak dapat menunggu untuk mendapatkan orang-orang yang cakap seperti organisasi butuhkan untuk mengisi posisi tertentu. Organisasi harus berusaha untuk merencanakan kebutuhan di masa yang akan datang dan memutuskan di mana akan menemukan orang-orang yang tepat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.

Ini memerlukan perencanaan personalia, yang mencakup semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menyediakan tipe dan jumlah karyawan secara tepat dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga bagian perencanaan personalia : - Penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi, - Kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dan berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan.- Pemahaman pasar tenaga kerja dimana karyawan potensial ada,- pertimbangan kondisii permintaan dan penawaran karyawan.

Penyusunan personalia organisasi dimulai dengan penentuan tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi-organisasi. Kemudian organisasii menentukan jabatan, jenis-jenis jabatan yang dilaksanakan dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Organisasii mengestimasi jumlah karyawan total yang dibutuhkan selama periode tertentu di masa mendatang. Organisasi mempertimbangkan persediaan karyawan yang telah tersedia untuk melaksanakan berbagai pekerjaan. Inii diikuti estimasi jumlah orang yung harus ditarik dan kapan mereka akan dibutuhkan.

Melalui suatu proses yang disebut analisa jabatan, perusahaan menentukan keterampilan-keterampilan, tanggung jawab, pengetahuan, wewenang, lingkungan dan antar hubungan yang terlibat dalam setiap jabatan. Hasil analisa jabatan ini berupa deskripsi jabatan dan spesifikasii jabatan.

Deskripsi jabatan adalah, pernyataan-pernyataan tertulis yang meliputi tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab dan hubungan-hubungan ini. Sedangkan spesifikasi jabatan merupakan pernyataan-pernyataan tertulis yang menunjukkan kualitas minimum karyawan yang dapat diterima agar mampu menjalankan suatu jabatan dengan baik.

Spesifikasi jabatan berisi identifikasi pekerjaan, kondisi-kondisi pekerjaan suatu jabatan, dan kualifikasi-kualifikasi personalia yang diperlukan bagi seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan sukses. Bagii pekerjaan-pekerjaan rutin dan tingkatan manajemen rendah, sebaiknya juga dinyatakan standar maksimum yang dapat diterima untuk mencegah seseorang menjadi overqualified dan muncul ketidakpuasan.

Penentuan dan rencana, langkah berikutnya adalah memutuskan ke mana organisasi akan berjalan. Apa rencana pelaksanaan? Apa paroduk-produk baru yang akan diperkenalkan? Jawaban-jawabannya akan mempengaruhi jumlah dan jenis karyawan yang akan ditarik.

Penentuan kebutuhan personalia kesuluruhan, kemudian harus diputuskan. Jumlah keseluruhan karyawan yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, dan berbagai keterampilan serta kemampuan yang disyaratkan. Oleh sebab itu, kebutuhan personalia di perusahan keseluruhan diperkirakan dalam hal spesialisasi pekerjaan keterampilan jabatan, karakteristik personalia dan jumlah karyawan yang dibutuhkan. Penentuan jumlah personalia, setelah jumalah karyawan di masa mendatang diketahui, manajemen harus melihat jumlah orang yang telah tersedia dan dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Pemahaman akan persediaan personalia yang memenuhi persyaratan, memungkinkan manajemen untuk menyelaraskannya dengan jumlah personalia keseluruhan yang dibutuhkan.

KHASANAH PERADABAN MANUSIA

Suatu perubahan yang membawa kearah teknologi dengan mengesampingkan hak asasi manusia, akan sangat membawa dampak yang sangat luar biasa bagi kemajuan sebuah bangsa dengan ekor controversial dalam presfektif media massa. Kita hidup ditengah-tengah perubahan tercepat dan tersebar sepanjang sejarah manusia. Perubahan yang sedang terjadi sekarang ini mungkin jauh lebih dahsyat dari perubahan yang membawa abad Pertengahan ke Abad industri Modern

MENJALIN KEBERSAMAAN DENGAN “DIALOG”

Sejak kita lahir di dunia sebelum mampu beradaptasi dengan lingkungan luar, maka kita banyak memperoleh sentuhan cinta dari orang tua dengan dialek yang kemudian berkembang searah perkembangan kedewasaan ditempa lingkungan sekitar menjadi bahasa kita sehari-hari. Lewat dialek dalam keseharian kita, , tanpa disadari terjadilah semacam dialog mulai yang ringan-ringan di sekitar lingkungan kita maupun menyangkut masalah-masalah umum yang sering terjadi dalam lingkup kemasyaraakatan, berbangsa dan bernegara atau bahkan dalam lingkup dunia yang lebih luas.

Dialog akan menghasilkan pemahaman yang lebih luas tentang khasanah kehidupan baik politik, ekonomi, social, budaya, agama serta dunia hiburan sehingga membuka sikap untuk saling pengertian antar sesama, yang pada akhirnya memunculkan keterpanggilan meredam persoalan-persoalan yang mungkin terjadi , tidak sesuai atau bias dari kebenaran sehingga masalah tidak semakin meluas.

Diperlukan suatu rangcangan kegiatan yang memungkinkan banyak kalangan atau antar kelompok untuk bisa bertemu dan “berdialog” dalam suasana yang nyaman. Kita perlu terlibat langsung, menyaksikan dan merasakan sendiri tantangan yang kita hadapi dalam menyepakati atau menyelaraskan apa yang harus diselesaikan lewat sebuah dialog, sehingga dengan cara dialog tantangan yang ada serta hambatan atau permasalahan yang ada dapat teratasi bersama-sama serta dalam kebersamaan. Kadang kala kehadiran para pemimpin dalam suatu kelompok atau seseorang yang dianggap sesepuh (tua) dalam suatu lintas budaya maupun sosial sangat diperlukan sebagai bentuk pendekatan dalam dialog, baik antara pimpinan dan bawahan maupun antara ketua dengan para anggotanya dalam suatu kelompok tertentu.

Dialog harus mampu menunjukkan suasana keramahan dan persahabatan dari masing-masing peserta, baik pimpinan atau ketua kelompok maupun sekelompok individu terlibat dialog tersebut. Dengan demikian lontaran ide-ide yang disampaikan mendapatkan tanggapan yang positif dan saling menghormati pada setiap pertemuan yang selalu dilaksanakan atau diselenggarakan. Pengechekan fakta langsung di lapangan kadang sangat perlu dilakukan guna mengetahui apa yang sedang berlangsung sehingga tidak memunculkan sesuatu yang negatif atau fitnah atau mendiskreditkan seseorang atau sesuatu hal yang kita sendiri kurang mengetahui atau memahaminya atau dengan kata lain dalam rangka menjunjung tinggi obyektifitas.

Dengan dialog, dapat muncul beragam pertanyaan serta penawaran oleh komunitas-komunitas tertentu dalam sebuah kelompok, yang merupakan sesuatu yang tidak perlu dibedakan, akan tetapi sesuatu yang perlu dicari solusi atau pemecahan tentang apa yang dihadapi serta membangun model kerja sama yang baik dengan masing-masing kelompok atau individu untuk sama-sama mau belajar dan berusaha.

Dalam bentuk yang berbeda, sebuah dialog sebetulnya dapat diarahkan untuk membangun kebersamaan antar sesama kelompok individu. Dengan begitu tujuan bersama dalam sebuah dialog akan tercapai yakni untuk memerangi prasangka, kekerasan, kefanatikan akan egoisme tertentu serta persoalan-persoalan yang lain yang sering terjadi.

Untuk menilai apakah dialog menghasilkan suatu komitmen atau hanya memunculkan suatu hal baru yang sekiranya lebih rumit, maka diperlukan adanya upaya untuk bersama-sama menggunakan pendekatan yang rasional dengan membuang rasa siapa yang paling benar serta menyalahan siapa atau kelompok tertentu yang paling salah/kurang benar. Paling tidak dialog merupakan sarana untuk membentuk munculnya sikap/pengakuan bahwa walaupun terdapat suatu perbedaan pandangan atau muncul sesuatu yang bersebrangan, namun tetap memiliki kesadaran untuk saling menghormati.

Menjalin kebersamaan lewat sebuah dialog sangat penting untuk menumbuhkan saling pengertian antar sesama. Secara umum akan memunculkan satu komitmen tentang Semboyan Hidup yakni bahwa tiap manusia pada dasarnya unik, berbeda dan oleh karena itu harus dihormati


Peranan Teknologi Informasi Dalam Dunia Kerja Pada Era Globalisasi

Pendahuluan (Potensi Teknologi Informasi)

Globalisasi yang mencerminkan aspek dari teknologi informasi yang merupakan bagian dari IPTEK telah membawa bangsa Indonesia pada suatu perubahan peningkatan kualitas semua sektor baik ekonomi, sosial, serta politik. Salah satunya Indonesia menjadi peserta penuh dalam pasar terbuka saat berlakunya Asean Free Trade Area pada tahun 2003 dan Asia Pasific Economic Cooperatif tahun 2020 yang menyebabkan liberalisasi perdagangan yang memicu persaingan ketat antara kesatuan-kesatuan ekonomi di dunia. Untuk itu diperlukan adanya sumber daya manusia yang profesional dan mampu berkomunikasi, memahami perkembangan teknologi, sehingga mampu berkompetisi, beradaptasi ditengah perubahan yang sangat cepat. Kondisi semacam ini menjadi tantangan baru dalam dunia kerja untuk memiliki SDM yang memiliki keahlian serta mampu bersaing melalui perkembangan teknologi informasi dalam dunia kerja.

Dengan menggelindingnya AFTA 2003, sumber daya manusia Indonesia dituntut harus berkualitas, maju, progresif dan profesional, karena di era Globalisasi sumberdaya manusia baik wanita maupun pria harus mampu mengembangkan, memanfaatkan serta mengelola ilmu pengetahuan dan teknologi moderen. Di era ini semua dituntut dinamis, selalu siap menerima teknologi informasi baru dan mampu mengadaptasi dan menyesuaikan diri dengan situasi baru.

Saluran Media Teknologi Informasi

Dengan adanya perkembangan dibidang teknologi informasi akan membantu dalam mengakomodasikan segala informasi mengenai perkembangan informasi yang semakin hari semakin maju serta meningkat seiring dengan perkembangnya pertumbuhan akan kebutuhan manusia yang semakin meningkat.

Peranan teknologi informasi dalam dunia kerja mampu memberikan andil yang besar dalam mendorong pertumbuhan perekonomian bangsa melalui pengembangan kewirausahaan dalam memanfaatkan industri teknologi informasi. Teknologi informasi telah menghasilkan sebuah dinamikan baru dalam bidang industri yang disebut industri teknologi informasi. Industri ini memiliki potensi pangsa pasar yang sangat besar dan bahkan menciptakan pola bisnis baru. Setiap negara di dunia mencoba untuk mengambil porsi dari pasar industri teknologi informasi ini. Meskipun ada potensi yang demikian besar, karena pasar industri teknologi informasi ini akan mengalami penurunan secara drastis yang ditandai dengan turunnya saham-saham pada industri teknologi informasi, dan dibutuhkan keahlian dalam menjalani aktivitas yang berhubungan dengan industri teknologi informasi.

Keahlian dalam menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan teknologi informasi harus dibarengi dengan tambahan informasi mengenai teknologi itu sendiri sehingga dapat diantisipasi mengenai pemanfaatan serta peranan industri teknologi informasi dalam memaksimalkan potensi SDM untuk mengembangkan serta menciptakan lapangan kerja baru yang memiliki cakupan yang luas serta berhubungan dengan teknologi moderen.

Teknologi informasi memiliki jangkauan yang cukup luas dalam meningkatkan sumber daya manusia, dengan menghasilkan usaha/bisnis yang berhubungan dengan dunia industri teknologi informasi, antara lain industri perangkat lunak (software, database), perangkat keras (hardware) serta bisnis-bisnis lain yang berhubungan dengan dunia informasi teknologi.

Sebenarnya ada hal yang mendasar dalam proses perkembangan informasi teknologi yakni kegagalan dalam jumlah pengguna internet yang ada di Indonesia yang mungkin disebabkan hal lain yang lebih mendasar, yaitu hambatan kultur. Misalnya penyajian informasi teknologi ini salah satunya melalui internet, sebagaian besar penduduk Indonesia, apakah memiliki kebutuhan akan informasi seperti internet? Sebagian besar bahkan hampir 65% penduduk Indonesia yang tinggal diperkotaan atau yang sangat memerlukan media ini menjawabnya “Ya” sangat membutuhkan. Dengan adanya sistem informasi dan infrastruktur telekomunikasi yang ada saat ini saja kebutuhan akan informasi dari sebagian besar penduduk Indonesia sudah tercukupi. Namun ada kalanya sebagian dari penduduk Indonesia yang kurang tahu atau tersentuh akan teknologi informasi ini.

Infrastruktur Teknologi Informasi

Sistem informasi dan infrastruktur telekomunikasi meskipun minimal, namun masih membutuhkan informasi tertentu sehingga kadang diperlukan informasi yang lebih yang dapat diakses melalui internet. Jenis informasi apa yang dibutuhkan oleh sebagian penduduk Indonesia yang menginginkan informasi “lebih” guna mendapatkan kepastian akan bisnis baru atau perkembangan baru dibidang teknologi informasi. Informasi tentang perkembangan dunia politik, ekonomi, serta budaya, pendidikan baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Perkembangan dunia pendidikan akan informasi dari luar negeri yang kadang membuat mereka sangat memerlukan internet sebagai media dalam berkomunikasi. Tentunya mereka tertarik untuk berkomunikasi dengan anak atau keluarga yang ada atau bekerja diluar negeri baik yang biaya sendiri atau mendapatkan beasiswa dari luar negeri yang hanya dapat diakses melalui internet, untuk sekedar menanyakan apakan keadaan mereka baik-baik saja atau adanya info-info lain yang tentunya menarik dan berbobot.

Penyajian Informasi via Internet

Kebutuhan primer masyarakat Indonesia yang berhubungan dengan informasi adalah telepon dan internet. Dimana telepon dan internet ini harus pada masing-masing tempat atau wilayah disajikan sesuai dengan selera atau kultur setempat. Dalam dunia informasi perlu adanya kebutuhan primer informasi akan bentuk penyajian yang sederhana mungkin sehingga masyarakat luar dapat mengakses secara lebih mudah, cepat serta mengeluarkan biaya yang relatif rendah.

Dalam dunia internet, kita dapat mencari apa yang menjadi kebutuhan kita guna mengakses segala informasi yang ada sehingga apa yang kita inginkan tinggal melihat dan mencopinya dalam disket untuk kemudian informasi tersebut kita olah menjadi masukan data atau makalah yang penting dan berguna bagi masyarakat luas atau sebagai acuan kemana kita akan melangkah atau mendapatkan informasi mengenai lowongan perkerjaan atau bisnis baru yang lain yang ditawarkan dalam internet.

Internet khususnya world wide web dan e-mail, merupakan cerminan dari kultur yang ada dalam teknik baca tulis yang ada di Indonesia. Sementara kultur yang ada pada orang Indonesia tidak terlalu dominan, karena orang Indonesia lebih senang berkomunikasi secara verbal. Ini disebabkan karena orang Indonesia masing banyak yang buta huruf atau belum bisa membaca sehingga dibutuhkan adanya komunikasi yang menggunakan simbol-simbol tertentu. Sedangkan dalam kehidupan orang Barat “internet” merupakan makanan sehari-hari dan sangat natural dengan kultur Barat. Jika dalam saluran internet dengan kemampuan broadband dan multimedia, aplikasi yang populer di negara Barat adalah aplikasi distance learning (tele-education). Sementara itu, jika fasilitas yang sama tersedia di Indonesia, fasilitas ini akan digunakan untuk informasi mengenai dunia hiburan misalnya nonton sepak bola atau racing formula 1.

Ketersediaan Informasi

Banyak sekali orang Indonesia mulai tertarik pada internet untuk mengakses informasi, maka masalah selanjutnya adalah ketersediaan informasi. Informasi di internet untuk masyarakat Indonesia belumlah banyak, untuk orang dewasa yang mencari informasi sesaat, ada banyak situs berita misal detik.com, mweb.co.id, Kompas, Tempo, www.friendster.com, www.myspace.com, www.ringo.com, dan sejenisnya. Namun informasi untuk anak-anak SMU, SMP, SD belumlah banyak atau bahkan dapat dikatakan tidak ada. Situs ini biasanya bersifat hura-hura atau entertaiment atau cating cari temen dalam dunia “maya”. Belum banyak situs yang menampilkan informasi mengenai pelajaran atau referensi masalah dunia pendidikan.

Dengan melihat keterbatasan informasi yang ada dalam dunia internet diharapkan adanya perkembangan yang lebih baik lagi mengenai ketersediaan informasi yang ada yang berhubungan dengan pendidikan serta jalur dunia kerja yang sesuai dengan bidang ilmu yang ada dalam masa pendidikan. Masih banyaknya jenis informasi lain yang dibutuhkan orang banyak, atau setidaknya orang Indonesia butuhkan. Jika kita ingin membuat atau mengajak orang untuk menggunakan internet, ke mana mereka akan surfing? Tanpa ada berbagai inisiatif dari beberapa pihak, terutama individu-individu usaha membuat pusat akses informasi menjadi lebih efektif.

Internet merupakan salah satu media bagi anak sekolah atau remaja pada umumnya untuk mencari informasi yang seluas-luasnya baik mengenai perkembangan dunia, industri, musik, ekonomi, sosial, pendidikan serta hiburan atau hanya sekedar mencari teman bergaul atau bersahabat dengan orang lain melalui media ini baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dengan adanya ketersediaan informasi melalui teknologi elektronika yakni melalui internet diharapkan kita dapat mengakses segala data yang berguna untuk peningkatan pengamalan serta pengetahuan yang ada untuk meningkatkan kemampuan (skill) kita dalam dunia nyata (kerja).

Teknologi Informasi Bagi Perkembangan Sumber Daya Manusia

Perkembangan teknologi informasi (Information Technologi, IT) sangat memacu kebutuhan akan sumber daya manusia yang handal. Sumber daya ini bisa dilihat dari banyaknya orang Indonesia yang mau untuk menggali potensi yang ada dalam diri mereka melalui perkembangan yang dapat diakses dalam internet.

Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang jumlahnya sangat banyak ini dibutuhkan kerjasama antara institusi pendidikan formal (perguruan tinggi, sekolah) dan pendidikan non formal (profesional training center). Pendidikan formal melalui perguruan tinggi tidak mampu menghasilkan jumlah SDM yang banyak, dan juga kurikulumnya tidak dapat berubah secara cepat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi. Padahal, perkembangan dunia teknologi informasi (khusunya yang terkait dengan internet) sangat pesat. Oleh karena itu dibutuhkan adanya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi penghasil SDM profesional yang saat ini sangat dibutuhkan.

Bidang teknologi informasi memiliki rentang bidang yang cukup luas. Dimana latar belakang kebutuhan pendidikan pun bervariasi dan banyaknya pekerjaan yang membutuhkan banyak inovasi (perubahan) dan teori yang membutuhkan latar belakang formal di perguruan tinggi. Akan tetapi, ada pula pada bidang-bidang tertentu yang berhubungan dengan teknologi informasi tidak membutuhkan pendidikan perguruan tinggi dan dapat dilakukan oleh lulusan setingkat SMU/SMK, atau diploma.

Adanya standar kompentensi dibutuhkan untuk memudahkan bagi perusahaan atau institusi untuk menilai kemampuan (skill) calon pegawai atau pegawainya. Adanya inisiatif dalam membuat standar ini masih sangat dibutuhkan karena masih banyaknya permasalahan seperti beragamnya standar yang harus diuji kelayakan serta disosialisasikan pada khalayak umum atas batasan-batasan standar dalam kompetensi teknologi informasi ini. Misalnya Australia National training Authority, untuk strandar PPAUME ITB beserta AP JLL mengambil inisiatif untuk membuat sebuah standar sertifikasi di bidang teknologi informasi yang terkait dengan internet.

Dimana standar dan sertifikasi yang ada di Indonesia dapat dilakukan oleh badan yang resmi dari pemerintah atau dapat juga mengikuti standar sertifikasi di industri, yang sering juga vendor certification. Untuk contoh yang terakhir (vendor certification), standar industri seperti sertifikat Microsoft atau Cisco merupakan standar sertifikasi yang diakui diseluruh dunia. Pada standar ini dikeluarkan oleh perusahan bukan badan sertifikasi pemerintah, pada intinya industrilah yang mengetahui standar yang dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari. Standar PPAUME & AP JLL bersifat terbuka dan dapat digunakan oleh siapa saja, mirip dengan TOEFL dimana banyak kursus dan lembaga yang mengerjakan materi TOEFL akan tetapi hanya ada satu ujian TOEFL, dalam hal ini hanya ada satu standar unjian sertifikat PPAUME & AP JLL.

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) Dunia Pendidikan melalui Teknologi Informasi

Tujuan pendidikan menurut SK Mendiknas tahun 2001 bukan hanya menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang siap pakai saja tetapi juga tenaga-tenaga terampil yang siap membuka usaha mandiri dan dapat membuka lapangan kerja. Pada hakikatnya untuk mencapai semua itu peranan teknologi informasi dalam dunia kerja pada era globalisasi sangat berpengaruh dalam menemukan kemampuan dan keahlian dibidang tertentu bagi mahasiswa yang telah lulus atau lulusan SMU yang langsung ingin bekerja. Lapangan pekerjaan yang ada semakin menyempit, sedangkan jumlah lulusan yang ingin mengisi lapangan pekerjaan semakin meningkat. Hal ini disebabkan krisis moneter hingga kini saat ini belum sepenuhnya pulih.

Sekarang ini peranan teknologi informasi dalam dunia kerja sangat penting karena dengan menghasilkan informasi lebih cepat serta informasi yang ada lebih akurat, dengan proses perkembangan dan dimana sistem informasi dan teknologi informasi sudah tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah. Bahkan untuk memenangkan persaingan yang bersifat global akan kemampuan dan keahlian yang ada pada masing-masing individu untuk masuk dalam dunia kerja maka diperlukan adanya sistem informasi teknologi sebagai pendukungnya.

Dalam cakrawala baru akan teknologi informasi yang kini bermanfaat yang mengarah pada dunia masa datang. Terlihat bahwa pendidikan yang ada di Indonesia masih sedikit dalam menghasilkan sarjana-sarjana/lulusan-lulusan Sekolah Menengah Umum atau yang Kejuruan yang memiliki keahlian yang berpotensi untuk mengembangkan atau membuat usaha dengan berwirausaha atau membuka lapangan kerja baru.

Sistem pendidikan nasional dan perguruan tinggi untuk saat ini kurang dapat menghasilkan keluaran manusia yang siap untuk bersaing dalam menciptakan lapangan kerja sendiri. Ini berarti bahwa seorang lulusan baik SMA maupun sarjana harus mampu mendapatkan informasi yang lebih akan perkembangan baik bidang teknologi dan dunia kerja yang mengharuskan seorang lulusan mampu untuk membaca situasi yang ada yang sedang berkembang dengan menyerap informasi baik dari media massa maupun media elektronika.

Pentingnya Penguasaan Teknologi Informasi dalam Dunia Kerja melalui Internet

Ada berbagai jenis pekerjaan di bidang teknologi informasi, pengelompokan yang ada tergantung pada acuan yang digunakan akan tetapi ada hal yang sama. Salah satu cara untuk melihat lapangan pekerjaan di bidang teknologi informasi adalah dengan menanyakan kepada industri teknologi informasi atau mengambil data lowongan pekerjaan yang ditawarkan. Masing-masing dari bidang yang ada dalam teknologi informasi memiliki kebutuhan kompetensi yang berbeda-beda yang dilihat dan didemonstrasikannya kemampuan (skill) yang antara lain adalah kemampuan mengoperasikan perangkat keras, administer konfigurasi sistem operasi yang mendukung network, mengelola sumber network security, monitor & administer database, digital image, web multimedia, perangkat lunak, internet. Selain memiliki kompentensi di bidang teknologi informasi diharapkan seorang pelaku atau orang yang ingin mengembangkan peluang ini juga memiliki pengetahuan tambahan yang juga berkaitan dengan bidang teknologi informasi yang antara lain dasar perangkat keras, memahami organisasi dan arsitektur komputer, dasar-dasar telekomunikasi, perangkat keras, internet.

Sebagian orang, tanpa bermaksud mengeneralisir terutama yang sudah dewasa atau tingkat aktivitas orang semakin tinggi, sebagian melihat internet sebagai sesuatu yang konsumtif dan tidak bermanfaat. Pandangan inin sah-sah saja untuk mereka, akan tetapi kita berharap sebagian lain dari orang berharap bahwa pandangan ini tidak menghambat keinginan siswa/mahasiswa atau remaja pada umumnya untuk menguasai cara menggunakan internet yang pada dasarnya sebagian dari mereka adalah generasi masa datang yang akan memimpin Indonesia.

Saat ini mereka harus dihadapkan pada globalisasi dimana ketika mereka lulus, mereka harus berhadapan atau bersaing dengan lulusan dari berbagai elemen lembaga lain atau bahkan dari negara lain.

Kemampuan dalam menggunakan sebuah teknologi yang sudah umum merupakan suatu keharusan. Bayangkan apabila anda mencoba menerima pekerjaan baru dan ternyata pekerjaan tersebut tidak mampu menggunakan telepon. Ada suatu perintah “Tolong teleponkan Pak Anwar” kemudian dijawab dengan “maaf pak saya tidak bisa pake telepon”. Kemampuan dalam menggunakan telepon merupakan sebuah kemampuan (skill) yang harus dimiliki saat ini. Agak aneh memamg seseorang tidak dapat menggunakan telepon untuk era saat ini. Begitu juga kemampuan lain dalam menggunakan electronic mail (e-mail, faxcimili, website) merupakan skill yang standar, kadang aneh memang jika ada seseorang tidak tahu bagaimana cara mengirim e-mail padahal cara yang satu ini merupakan cara yang gampang dan mudah serta cepat dalam mengirim informasi.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi sekarang ini menuntut kita harus selalu mengikuti trend teknologi informasi sekarang dan yang akan datang. Implikasi yang nyata yang dirasakan dari percepatan penguasaan teknologi informasi yang ada didalamnya, telah kita rasakan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kita sangat menyadari bahwa peranan teknologi informasi dalam dunia kerja pada era globalisasi akan mengantisipasi dan membekali diri kita dengan ilmu-ilmu teknologi informasi yang diharapkan dapat menyebarkan ilmu pengetahuan ke masyarakat luas serta berguna bagi perkembangan dunia pada peningkatan teknologi informasi yang ada di Indonesia.

MENDORONG BANGKITNYA PROFESIONALISME (Dosen: Mengajar, Penelitian, Pengabdian)

Model pengajaran yang diterapkan kepada mahasiswa di Perguruan tinggi memerlukan perubahan secara kontinue, bukan saja dalam hal materi kuliah yang disampaikan, akan tetapi perlu ada penerapan nyata yang dapat membawa sebuah perguruan tinggi mampu mencetak sumber daya manusia yang berkwalitas serta memiliki kemampuan atau keahlian yang dapat bersaing dalam dunia kerja.

Sebuah perguruan tinggi bukan hanya menyampaikan aspek-aspek keilmuan saja tetapi perlu adanya pengembangan dalam bentuk serangkaian penelitian atau riset dan pengabdian masyarakat atau melalui kerjasama. Bentuk-bentuk pengembangan melalui penelitian di antaranya adalah mengadakan kerjasama dengan pihak swasta/industri/perusahaan. Sedangkan dalam bidang pengabdian, dapat mengadakan kerja sama dengan pemerintah dalam proses pelaksanaan pembangunan yang berbasiskan masyarakat luas. Bentuk-bentuk pengembangan tersebut akan menghasilkan sebuah produk / hasil (jasa) yang dapat dipatenkan oleh perguruan tinggi guna meningkatan kwalitas keilmuan dalam bidang penelitian dan pengabdian. Paradigma seperti inilah yang kini sedang berkembang dihampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia khususnya wilayah Jawa Timur.

Salah satu tujuan dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Jawa Timur adalah mewujudkan universitas riset dengan ciri pokok menghasilkan penelitian yang dipatenkan dibidang tertentu yang sangat berguna bagi khalayak atau masyarakat luas. Dana yang dihasilkan dari paten dan kerja sama penelitian atau pengabdian tersebut selanjutnya akan dapat meningkatkan motivasi bagi dosen untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian lebih lanjut disela-sela tugasnya sebagai pengajar.

Kadang para dosen mengeluhkan beban kerja (workload) mengajar yang menyita sebagian besar waktunya, yang mengharuskan seorang sebagian besar harinya berada dikampus atau dalam satu semester terlalu banyak mata kuliah baru yang dibebankan. Kondisi demikian menuntut kerja keras dosen terfokus pada satu sisi tugas pengajaran saja serta diperlukan kerja extra untuk dapat mendalami, memahami dan menguasai materi-materi kuliah yang akan diajarkan. Tidak adanya keseimbangan beban kuliah serta waktu mengajar yang diberikan, juga terjadi dan dirasakan di beberapa perguruan tinggi lain. Bahkan kurangnya pengaturan waktu mengajar serta banyaknya materi yang harus dipelajari dan dipahami menyebabkan staf pengajar tidak ada waktu untuk meneliti dan melaksanakan pengabdian masyarakat.

Umumnya di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, beban mengajar dosen berkaitan langsung dengan nominal penghasilan. Namun perlu ada upaya untuk “menyeimbangkan” beban mengajar dan meneliti serta pengabdian pada masyarakat dengan menaikkan insentif penelitian sehingga akan memacu dosen untuk mengadakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Seperti yang terjadi di beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta (Kompas:19:07:04) bahwa meski banyak yang mengeluhkan beban mengajar dan mengidealkan kegiatan meneliti untuk meningkatkan Profesionalitas Keilmuan, dosen agaknya telah terbiasa akan rutinitas mengajar. Rutinitas mengajar kadang menimbulkan kebosanan sehingga diperlukan kegiatan lain yang berhubungan dengan keilmuan yakni meneliti dan melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Dan bila kegiatan tersebut kurang dilakukan oleh dosen maka akan menimbulkan kemandekan produktivitas kerja intelektual dosen (Nurhudin;Jawa Pos:29:2:04 dan Nur Khalid Ridwan:Jawa Pos:07:3:04). Sementara menurut Heru Nugroho (Kedaulatan Rakyat:16:02:04) orientasi ekonomi politik telah memasung kekritisan sivitas akademika sehingga ogah berpikir rumit, puas dengan predikat “pencari kebenaran” yang diselamatan masyarakat dan mapan dengan daya jual ilmu yang dimiliki seorang dosen.

Diperlukan adanya keseimbangan pelaksanaan unsur-unsur tri darma perguruan tinggi sehingga profesional dosen dalam mengembangkan ilmu pengetahuan akan lebih memiliki kwalitas serta mendorong sivitas akademika yang ada didalam perguruan tinggi untuk menemukan jati diri keilmuan (institusi) dimasa depan. Anggapan umun bahwa mengajar lebih mudah daripada meneliti harus dibuang jauh-jauh. Misal bahan ajar, penjelasan lisan di kelas, contoh-contoh dan bahan ujian dapat disiapkan sekali saja untuk mata kuliah yang sama. Anggapan ini tentu tidak tepat. “Mengajar, meneliti dan melaksanakan pengabdian masyarakat sama tidak ringannya jika itu dijalankan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh”. Oleh karena itu, perlu manajemen waktu yang proporsional bagi seorang dosen agar melaksanakan seluruh unsur tri darma perguruan tinggi dengan tanpa berbenturan waktu dalam melaksanakannya.

Pengelola perguruan tinggi harus tanggap terhadap fenomena di atas, mendorong dan memberikan kesempatan, menciptakan mekanisme yang kondusif secara terus menerus menumbuhkan motivasi dosen agar mereka mencari revitalisasi jati diri keilmuan dengan penuh semangat menghayati serta menjalankan profesi dosen sebagai pengajar, meneliti dan melaksanakan pengabdian. Dalam proses belajar-mengajar, mengadakan penelitian serta melaksanakan pengabdian masyarakat akan mendorong munculnya paradigma baru bagi sebuah perguruan tinggi, yaitu dimimilikinya beberapa ahli di bidang tertentu serta akan membawa pencerahan dan perbaikan mutu bari sebuah perguruan tinggi. Sebagai wujud kerjasama dalam proses pembangunan perguruan tinggi / dosen dapat menempatkan diri sebagai konsultan pada perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah. Peran nyata ini akan berdampak pada kualitas perguruan tinggi yang dihasilkan, dan selanjutnya akan meningkatkan animo masyarakat dalam menentukan perguruan tinggi mana yang diplih serta memiliki profesionalisme pada seluruh aspek sivitas akademikanya. Profesionalisme dalam sebuah perguruan tinggi selanjutnya akan meningkatkan nilai jati dirinya di bidang keilmuan di masa datang.

Nur Dewi Setyowati, S.Sos, M.Si. (Alumni FISIP Unmer Madiun, Unitomo SBY, dan Staff LPPM Unmer Madiun)

TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Pengaruh teknologi komunikasi terhadap komunikasi pembangunan (pada masing-masing komponen komunikasi) ;

a. Teknologi Informasi komunikasi pembangunan.

b. Pendidikan;

c. Kesehatan;

d. Pekerjaan;

e. Lingkungan hidup.

f. Perkembangan Individual.

g. Pembangunan wilayah.

h. Informasi Publik.

i. Digital elektronika Informasi.

TERMINOLOGI PEMBANGUNAN

MASA PERTUMBUHAN

Dilihat dr Kualitas Dari Proses Pencapaian :

bahwa pertumbuhan tidak dilihat pada kualitas pertumbuhan ekonomi dan sosial.

al :

a. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan berwawasan ekonomi kerakyatan (koperasi, perdagangan, industri RT, UKM)

b. Pembangunan Sosial

Pembangunan berwawasan pendekatan budaya (kultur mataraman, jawa panaragan, arek, samin, tengger, osing, pandalungan, madura, bawean)

Kunci pembangunan ekonomi dan sosial terletak pada :

1. Siapa yang mengendalikan (subyek)

2. Obyek pembangunan (HASIL)

Teori yang melatarbelakangi pembangunan ekonomi dan sosial:

1. Ketergantungan (dependensi)

Suatu keadaan dimana keputusan-keputusan utama yang mempengaruhi kemajuan ekonomi. Misal komoditi, pola investasi, hubungan monoter.

2. Keterbelakangan (underdevelopment)

Merupakan konsekkuensi masa penjajahan yang dialami oleh neraga-negara baru. Misal terjadi teori revolusi industri, privileges/kelompok sosial dengan keistemewaan tertentu, perusahaan2 milik pemerintah, ).

Teori ini sangat dipengaruhi oleh :

Ideologi2, keyakinan, konglomerasi nilai2, legitimasi stuktur kekuasaan.

Proses komunikasi sosial & pembangunan adalah bahwa pembangunan suatu negara sangat dipengaruhi oleh sosial masyarakat dan struktur kekuasaan sehingga proses pencapaian tujuan pembangunan kadang kurang tepat sasaran.

Suatu proses yang dinamis yang senantiasa berkembang terus dalam menjawab tuntutan kebutuhan serta kondisi perkembangan zaman, demikian juga dengan konsep dan gagasan yang mendasarinya akan terus mengalami penyempurnaan.

Strategi baru dalam pembangunan

a. Pendekatan kebutuhan dasar : mayoritas masyarakat miskin melalui pelayanan sosial.

b. Pendekatan pada distribusi pertumbuhan sebagai indikator pembangunan.

c. Pertanian sebagai prioritas ekonomi dan pemberian kredit, informasi, dan infrastruktur pasar dalam sektor pembangunan.

d. Teknologi padat karya dan tepat guna.

e. Penekanan aspek sosial dan politik.

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pembangunan berkelanjutan adalah :

proses pertumbuhan ekonomi dengan melihat bukan hanya jumlah penduduk yang terus membesar dimana yang miskin juga bertambah miskin tetapi juga melihat kebutuhan pokok yang bertambah tak terpenuhi serta memperhatikan kelestarian lingkungan dan pembangunan manusia.

Bahwa pembangunan manusia jauh lebih penting dari pada peningkatan pendapatan nasional. Artinya merubah pola perilaku masyarakat dalam mensikapi dan memahami cara berpikir serta cara pandang terhadap kehidupan.

Maksudnya :

Pembangunan manusia membentuk kemampuan-kemampuan manusia dalam berperilaku sehat, pengetahuan dan ketrampilan serta penggunaan kemampuan mellalui pola tingkah laku sehari-hari dalam keperluan produktif dalam urusan sosial, budaya, dan politik.

Tiga elemem pembangunan manusia :

a. Panjang umur : tingkat harapan hidup dan kesehatan.

b. Pengetahuan ; pendidikan serta pengalaman. (Mendapatkan, menyerap, mengomunikasika).

c. Standart hidup yang pantas : daya beli .

Pembangunan manusia terletak pada pendidikan dasar individu untuk mempelajari dan menginterprestasikan informasi (ilmu).

Untuk membangun pembangunan harus melalui pendidikan serta kemampuan yang dimiliki seorang individu dalam melaksanakan suatu aktivitas atau bekerja.

Melalui :

Pengolahan informasi finansial ekonomi,

peningkatan pengetahuan tentang lingkungan,

menjawab problem yang melanda masyarakat miskin.

Proses ini salah satunya adalah tugas pemerintah dalam menciptakan, menyebarluaskan, dan menggunakan pengetahaun sehingga mempersempit jurang kebodohan.

dengan cara :

menyediakan informasi dengan memverifikasi kualitas produk yang dihasilkan masyarakat, mendukum program belajar, menegakan suatu lingkungan peraturan serta meningkatkan peran telekomunikasi.

CIRI MANUSIA MODERN PADA PEMBANGUNAN

(a). Terbuka pada pengalaman baru.

(b). Semakin tidak tergantung.

(c). Percaya pada ilmu pengetahuan.

(d). Kemampuan menakluhkan alam.

(e). Ambisi hidup yang tinggi.

(f). Rencana jangka panjang.

(g). Aktif dalam percaturan politik.

Modernisasi :

kehebatan manusia dimuka bumi dan ruang angkasa yang mampu menggerakan beberapa kekuatan yang tak terkalahkan yang telah merusak tradisi peradaban dan memperlemah ikatan rasa kemanusiaan.

Variabel modernisasi secara global dam pembangunan adalah :

(a). Urbanisasi

(b). Literasi (proporsi populasi dalam buta huruf)

(c). Partisipasi

(d). Konsumsi media

Modernisasi merupakan proses komunikasi pembangunan artinya bahwa transisi proses perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern dengan melihat tingkat perubahan karakter individu dalam mengkonsumsi media massa.